PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU SOAL
BERBASIS PENGEMBANGAN MORAL KOGNITIF
(Penelitian
Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V MI Al Iman Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015)
KARYA TULIS
Disusun Oleh ;
LILIK FATKHU DINIYAH S.Pd.I
UPTD PENDIDIKAN
KECAMATAN MAGELANG UTARA
MI AL IMAN
KOTA MAGELANG
Abstrak
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU SOAL
BERBASIS PENGEMBANGAN MORAL KOGNITIF
(Penelitian
Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V MI Al Iman Magelang
Tahun
Pelajaran 2014/2015)
Oleh: Lilik Fatkhu Diiniyah, S.Pd.I
Tujuan
penelitian merupakan bagian yang terpenting dalam pelaksanaan penelitian
ilmiah. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Al Iman
Magelang melalui Media Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral
Kognitif Pada sisiwa
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Iman Magelang tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian adalah siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Iman Magelang
tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 22 siswa. Setting penelitian di dalam
kelas. Desain penelitiannya adalah model dari Kemmis dan Teggart yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan
tes. Analisis data menggunakan analisis hasil belajar dianalisis dengan
analisis prosentase rata-rata yaitu
membandingkan hasil belajar (nilai tes)
antar siklus.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang telah dilakukan di kelas V pada mata pelajaran IPS materi
menghargai peranan dan jasa para took pejuang proklaamsi kemerdekaan Indonesia,
maka berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Al Iman Kecamatan Magelang Utara
Kota Magelang. Hal ini dapat
dilihat bahwa ketuntasan belajar mencapai angka optimal yakni dari siklus I
sebesar 73% dan siklus II meningkat menjadi 91%, sedangkan kriteria ketuntasan
secara klasikal yang ditetapkan adalah sebesar 85%.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Media Permainan Kartu soal, Pengembangan Moral
kognitif
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.............................................................................
|
|
i
|
ABSTRAK
………….............................................................................
|
|
Ii
|
DAFTAR ISI
..........................................................................................
|
|
Iii
|
BAB
I PENDAHULUAN
|
|
1
|
BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
|
A. Deskripsi Teori
....................................................................
1. Pembelajaran IPS Berbasis Pengembangan Moral Kognitif ........................................................................
2. Media
Permainan Kartu Soal ........................................
3. Hubungan
Pembelajaran IPS berbasis Pengembangan Moral Kognitif dengan Pemanfaatan
Media Permainan Kartu Soal
……………………………..
|
|
4
4
6
8
|
B. Hipotesis ...........
...................................................................
|
|
10
|
C. Metode Penelitian .................................................................
|
|
10
|
|
|
|
BAB
III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
|
A. Deskripsi Kondisi Awal
....................................................
|
|
12
|
B. Deskripsi Hasil Siklus I
.....................................................
|
|
12
|
C. Deskripsi Hasil Siklus II ...................................................
|
|
15
|
D. Pembahasan
.......................................................................
|
|
16
|
BAB V PENUTUP
|
|
|
A. Kesimpulan
..........................................................................
|
|
20
|
B. Saran
.....................................................................................
|
|
20
|
DAFTAR PUSTAKA
|
|
21
|
LAMPIRAN-LAMPIRAN
|
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti bahwa Negara Indonesia
juga menempatkan pendidikan sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara. Untuk
melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka
ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang sangat memadai dalam arti
sesuai dengan tuntutan zaman, kemajuan sains dan teknologi. Diantara
pengetahuan yang perlu dikuasai oleh guru adalah pengetahuan psikologi dengan
pendidikan guru yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar dalam
suasana yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
Ilmu
pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai
dari SD/MI/SD sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2)
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir klogis, kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. (3)
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
(4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional maupun global. ( Depdiknas,
2006 : 575)
Prestasi
belajar IPS di MI Al Iman Magelang di tunjukkan dari perolehan nilai rata-rata
Ujian Akhir Sekolah untuk mata pelajaran IPS pada lima tahun terakhir dalam
tabel 1 sebagai berikut :
Tabel
1. Nilai rata-rata Ujian Akhir Sekolah Mata Pelajaran IPS MI Al Iman Magelang
lima tahun terakhir
No
|
Tahun
|
Nilai
|
1
|
2008/2009
|
5,55
|
2
|
2009/2010
|
5,72
|
3
|
2010/2011
|
6,00
|
4
|
2011/2012
|
6,50
|
5
|
2012/2013
|
6,78
|
Sumber data : Bagian Kurikulum MI Al Iman Magelang
Dari
tabel 1 diatas terlihat bahwa nilai rata-rata kelulusan mata pelajaran IPS
masih berada di bawah standar rata-rata minimal yang di canangkan dan
diharapkan pihak sekolah yaitu 70.
Prestasi
belajar siswa kelas V MI Al Iman Magelang masih tergolong kurang memuaskan
ditunjukkan dengan nilai rata-rata Uji Kompetensi Semester 1 dan Semester II
dengan nilai KKM sebesar 70 tahun 2013/2014 adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Nilai
rata-rata Uji Kompetensi Semester 1 dan Semester II
Semester
|
Rata-rata Nilai
|
Jumlah Siswa Yang Tuntas
|
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas
|
I
|
6.3
|
6 siswa (29%)
|
16 Siswa (71%)
|
II
|
6.5
|
8 siswa (36%)
|
14 Siswa (64%)
|
Hal
ini didukung dengan hasil pengamatan dan diskusi dengan guru kelas,
terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas V MI Al Iman Magelang prestasi
belajar IPS masih dibawah KKM. Kelas yang besar dengan jumlah siswa 22, dimana
setiap siswa mempunyai latar belakang yang berbeda baik kognisi, afektif,
maupun lingkungan menyebabkan keaktifan siswa dalam aktivitas pembelajaran di
kelas kurang dan guru cenderung memberikan pelajaran secara konvensional dan
minim dalam pemanfaatan media.
Prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh pemanfaatan media pembelajaran. Penggunaan media
bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu
siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan
mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami
pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan
melihat, mendengar, menyentuh dan mengalami sendiri, maka pemahaman siswa pasti
akan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
atau prestasi belajar.
Keadaan
demikian membuat peneliti sekaligus sebagai pendidik sangat pihatin dan merasa
bersalah dalam ikut mendidik siswa-siswi Sekolah Dasar yang mana hasil
dari siswa-siswi sekolah dasar banyak yang tidak mampu memperoleh hasil belajar
yang tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
Dengan
gambaran di atas menunjukkan bahwa peningkatan pretasi belajar bagi para peserta didik akan
terwujud melalui kreatifitas guru dalam menyajikan pembelajaran IPS melalui media dan model pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah Media
Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral Kognitif dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS materi menghargai
pada siswa kelas V MI Al Iman Magelang. Tujuan PTK ini
adalah mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS pada kompetensi dasar
Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan melalui Media Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral Kognitif. Manfaatnya adalah untuk terus menumbuhkan
keberanian menyampaikan pendapat, aktif dan kreatif dalam pembelajaran, memiliki rasa setia kawan, kerja sama dan
tanggung jawab, meningkatkan
hasil pembelajaran. Bagi Guru dapat meningkatkan
kreativitas dan kinerja. Bagi Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Diskripsi Teori
1.
Pembelajaran IPS Berbasis Pengembangan Moral Kognitif
Menurut
Hamalik (1993: 21) pengertian belajar adalah salah satu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru terkait pengalaman dan latihan. Menurut Moh. User Usman (1995 : 5)
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Syaful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006 :38) mengemukakan bahwa belajar adalah
“perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas
belajar.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang sengaja dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku pada
individu berkat adanya interaksi, dan perubahan tingkah laku tersebut dapat
berupa aspek pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.
Pembelajaran
dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ajar yang mempunyai arti
petunjuk yang diberikan agar seseorang mau menuruti (mengetahui
sesuatu). Sedangkan pembelajaran sendiri dalam kamus besar Bahasa
Indonesia adalah termasuk golongan kata benda yang artinya proses, cara
menjadikan orang belajar. (Fajri, EM Zul. 2000 : 80). Dalam proses
pembelajaran, keberhasilan guru dalam pengajaran ditentukan oleh prestasi atau
hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pendidikan mempunyai peranan penting dan
diharapkan dapat membimbing siswa agar mereka menguasai ilmu dan keterampilan
yang berguna serta memiliki sifat positif. Oleh karena itu lembaga pendidikan
melalui mata pelajaran yang dibelajarkan pada peserta didik, harus dapat
memberikan bekal tidak saja berupa pengetahuan, tetapi lebih dari itu juga yang
menyangkut tentang nilai-nilai kemanusiaan (humanisme) sebagai bekal
(modal) dalam menghadapi tantangan global, pengaruh negatif dari kemajuan iptek
dan pembangunan.
Pada
konteks ini, pembelajaran IPS di sekolah memiliki tempat yang strategis dan
penting. Hal ini mengingat, sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi,
bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai.
Untuk
meningkatkan kompetensi siswa terkait aspek afektif, pembelajaran IPS dapat
menerapkan pembelajaran dengan model Afektif, salah satunya model pembelajaran
Moral Kognitif. Model pembelajaran moral kognitif merupakan model pembelajaran
yang meningkatkan kemampuan afektif siswa dengan melalui pendekatan kognitif. Perkembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi
atau reorganisasi kognitif, yang yang berlangsung secara berangsur melalui
tahap pra-konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Model ini bertujuan membantu
siswa mengembangkan kemampauan mempertimbangkan nilai moral secara kognitif
(Akhmad Sudrajat:2006).
Model-model
pembelajaran tesebut sangat cocok dikembangkan dalam pembelajaran IPS dewasa
ini. Untuk kebermaknaan bagi peserta didik, model-model pembelajaran itu
dikembangkan dengan memperhatikan substansi kearifan lokal setempat atau
unsur-unsur keindonesiaan. Sedangkan dalam konteks pembelajaran materi IPS yang
ruang lingkup bahasannya sangat luas dan meliputi dunia internasional (global),
model-model pembelajaran tersebut bisa dikembangkan atau dikemas dalam bentuk
(kerangka) pendidikan global.
Peningkatan
wawasan internasional peserta didik, harus diimbangi juga dengan peningkatan
wawasan tentang keindonesiaannya sebagai dasar berpikir mereka tentang wawasan
internasional itu. Dengan
tertanamnya rasa cinta tanah air, rasa saling menghormati (menghargai) antar
sesama, rasa bertanggung jawab, dan rasa saling membutuhkan antar daerah yang
satu dengan daerah yang lainnya di Indonesia, menjadi modal bagi peserta didik
untuk dapat mengembangkan rasa cinta damai, saling menghargai, rasa bertanggung
jawab, dan rasa saling ketergantungan dalam kehidupan internasional (dunia).
Berangkat
dari kerangka berpikir itulah, maka model-model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik menjadi sangat penting untuk diterapkan, karena peserta didik
tidak semata-mata dicekoki dengan pengetahuan (knowledge), tetapi juga
dibekali dengan keterampilan (skills), nilai dan sikap (values and
attitudes), dan cara melakukan tindakan (action). Aspek-aspek
pembelajaran inilah yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam rangka mereka
mampu menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai. Di sisi lain, aplikasi pembelajaran
kognitif ke arah pembangan moral dalam aspek afektif dapat dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran Pengembangan Moral Kognitif. Adapun sintak
pembelajaran Pengembangan Moral Kognitif, sebagai berikut:
1)
menghadapkan
siswa pada suatu situasi yang mengandung dilema moral atau pertentangan nilai,
2)
siswa diminta
memilih salah satu tindakan yang mengandung nilai moral tertentu,
3)
siswa diminta
mendiskusikan/ menganalisis kebaikan dan kejelekannya,
4)
siswa didorong
untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik,
5)
siswa menerapkan
tindakan dalam segi lain.
2.
Media Permainan Kartu Soal
a.
Pengertian Media
Media
berasal dari bahasa latin “Medius” yang secara harfiah artinya tengah,
perantara atau penghantar. Dalam bahasa arab (wa saail) artinya perantara atau
penghantar pesan dari pengirim kepada penerima (Azhar arsyad, 2003:3)
Menurut
Gerlach & Elye (1971) yang dikutip oleh Azwar Arsyad, bahwa media secara
garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membantu kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Dengan kata lain media cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis
atau elektronika untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual dan verbal.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah
alat yang dipakai untuk menyampaiakn pesan dari pengirim kepada penerima.
Karena yang dibahas disini adalah media pembelajaran maka yang menjadi obyek
adalah siswa dan subyeknya adalah guru.
b.
Manfaat Media Pembelajaran
Menurut
sujana dan Rifa’i (1992 : 2) beberapa manfaat media pembelajaran antara lain :
1)
Pengajaran akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2)
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan mengajar
3)
Metode mengajar akan lebih bervariasi
sehingga murid tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
4)
Siswa dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
melaksanakan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan sebaginya.
c.
Media Permainan “KARTU SOAL”
Media
permainan Kartu soal adalah suatu media
pembelajaran yang menggunakan papan beberan yang berisi gambar sebagai media
permainan dan melakukan bermain peran. Media ini termasuk kelompok media yang
tidak di proyeksikan. Permainan Kartu pertanyaan tersebut dinamakan “Kartu
soal” karena dalam permainan harus berkelompok-kelompok. Penggunaan gambar
memberikan efek positif karena memiliki sifat universal, mudah dimengerti dan
tidak terikat oleh keterbatasan bahasa. Sedangkan “kalimat-kalimat” yang di
dalamnya berisikan pesan-pesan terkait dengan tujuan pembelajaran sebagai bahan
untuk pengujian kemampuan siswa.
Penggunaan
media permainan kartu soal siswa dapat mengungkapkan ide-idenya sendiri
disamping soal-soal tertutup yang harus dijawab siswa. Dari pembelajaran
permainan ini guru memberi tugas proyek kepada siswa agar mampu membuat
skenario bermain peran. Tema yang diambil, adalah proklamasi kemerdekaan RI
para siswa diminta untuk memerankan tokoh-tokoh dalam proklamasi tersebut.
Adapun
bahan – bahan yang diperlukan dalam permainan ini adalah
1)
Beberan yang berisi pesan,
2)
Bidak/gaco permainan
3)
Kartu soal dan kartu gambar
Prosedur permainannya adalah sebagai
berikut :
1)
Siswa bermain dalam kelompoknya 4 orang
2)
Siswa meletakkan bidaknya dalam kotak start
3)
Siswa melempar dadu pada saat gilirannya
4)
Kartu yang sudah diambil diletakkan diluar
Dengan
menggunakan media ini, diharapkan:
1)
Siswa lebih tertarik untuk belajar
2)
Menambah semangat belajar siswa
3)
Siswa tidak mudah bosan dan merasa senang
4)
Menambah variasi pembelajaran
5)
Menghemat tenaga guru
6)
Sebagai media pembelajaran yang dapat dipakai
untuk membantu para guru dalam proses belajar mengajar
3.
Hubungan Pembelajaran IPS berbasis Pengembangan
Moral Kognitif dengan Pemanfaatan Media Permainan Kartu Soal
Gross (1978) menyebutkan bahwa
tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga
negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan “to
prepare students to be well functioning citizens in a democratic society”.
Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan
yang dihadapinya (Gross, 1978). Berkenaan dengan hal tersebut, perkembangan
moral merupakan bagian yang tak terpisahkan tujuan pembelajaran IPS. Perkembangan moral manusia berlangsung
melalui restrukturalisasi atau reorganisasi kognitif, yang berlangsung secara
berangsur melalui tahap pra-konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Di sinilah
Model pembelajaran pengembangan moral kognitif dapat dijadikan sarana dalam
pembelajaran.
Selanjutnya,
untuk mempermudah dalam pembelajaran tersebut, media pembelajaran yang sesuai
dapat dipergunakan. Media pembelajaran melalui permainan Kartu soal “Kartu
soal” sebagai media pemebalajaran yang mendasari pada “permainan” bagi siswa
tingkat dasar utamanya sangat menyenangkan dan menarik perhatian. Di sini,
penanaman dan pengembangan moralitas anak dapat ditingkatkan dengan
memperhatikan tujuan akhir pembelajaran serta sintak dalam model pembelajaran
Pengembangan Moral Kognitif.
Pada
pelaksanaan pembelajaran ini, media pembelajaran Permainan Kartu Pertanyaan
(soal) dapat diaplikasikan dengan model pengembangan moral kognitif. Nilai
permainan yang disukai anak-anak dapat diterapkan, pengembangan moralitas dapat
dilaksanakan.
Untuk
dapat diketahui hubungan keduanya tersebut dapat dilihat pada contoh
pembelajaran dengan sintak sebagai berikut:
a.
Menghadapkan siswa pada suatu aituasi
mengandung dilemma moral atau pertentangan nilai antara yang berjuang
menghadapi proklamasi dengan yang melakukan kegiatan untuk penjajah, dengan
gambar dan kartu.
b.
Siswa
diminta memilih suatu tindakan yang dilakukan oleh para tokoh tertentu
mengandung nilai moral yang baik atau buruk yang dilakukan sehingga memperoleh
pemahaman dengan menggunakan media kartu soal
tentang nama para tokoh proklamasi dan peranan serta jasanya. Adapun
langkah-langkah permainannya adalah sebagai berikut:
1)
Siswa bermain dalam kelompoknya 4 orang
2)
Siswa meletakkan bidaknya dalam kotak start
3)
Siswa melempar dadu pada saat gilirannya
4)
Kartu Gambar yang sudah diambil diletakkan
diluar
c.
Siswa diminta mendiskusikan menganalisis
kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang dilakukan para tokoh perjuangan dan
yang mendukung penjajah untuk mendapat gambaran tentang jasa-jasa yang telah
dilakukan.
d.
Siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan
yang lebih baik untuk dapat menentukan cara menghargai dan contoh menghargai
para pejuang proklamasi kemerdekaan.
e.
Siswa menerapkan tindakan dalam segi lain
seperti bersikap positif terhadap para tokoh dan jasanya dalam memperjuangkan
proklamasi kemerdekaan.
B.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
pada kerangka pikir tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
“Melalui
Pemanfaatan media permainan Kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif
dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Al Iman Magelang“.
C.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
dengan menggunakan
desain penelitian tindakan kelas (Arikunto,2006). Subjek penelitian ini adalah prestasi belajar siswa-siswi
Kelas V (lima) MI Al Iman Magelang dengan jumlah 22 siswa terdiri dari 14
laki-laki dan 8 perempuan. Alasan dipilihnya siswa kelas V MI AL Iman
sebagai subjek penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa prestasi belajar siswa sangat rendah. Adapun prosedur
penelitian baik pada siklus I dan II adalah melalui tahapan perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.
Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian
ini adalah dengan melalui Observasi yang dipergunakan untuk mengumpulkan data
tentang aktifitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran IPS melalui Melalui media permainan Kartu soal berbasis
pengembangan moral kognitif, wawancara untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran IPS melalui Melalui media permainan Kartu soal berbasis
pengembangan moral kognitif. Diskusi antara
peneliti dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus
PTK, instrument tes untuk mengetahui hasil prestasi belajar yang telah dicapai
siswa selama siklus satu dan siklus dua,
catatan harian siswa untuk mendapatkan data tentang pendapat siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS
Teknik analisis data yang digunakan
dalam PTK ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh dengan mengamati aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran khususnya antusias siswa dalam berdiskusi dengan penggunaan media permainan
Kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif. Sedangkan data
kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis kepada siswa.
Indikator
kinerja pada penelitian ini ada dua, yaitu indikator data kuantitatif dan
indikator data kualitatif. Indikator data kuantitatif penelitian ini adalah
adanya perubahan nilai hasil tes tulis dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 70. Indikator data kualitatif
pada penelitian ini adanya peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran terbagi
menjadi dua siklus, siklus I dalam tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yaitu terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Berbagai kelemahan dan ketidaksempurnaan pada siklus I direfleksikan
untuk dilakukan perbaikan pada perencanaan di siklus II. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II adalah hasil perbaikan sesuai perencanaan yang
dilakukan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI KONDISI AWAL
Kondisi awal ditengarai dari perolehan nilai mata pelajaran IPS, untuk
materi semester II yang telah diterima siswa sebelum guru menggunakan media
permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif kemudian dievaluasi
melalui ulangan blok hasilnya 15 siswa dari 22 siswa belum tuntas dengan
Standar Ketuntasan Belajar Minimal
(SKBM) = 70. Banyaknya siswa yang belum tuntas menunjukkan bahwa kurangnya
prestasi belajar IPS bagi siswa kelas
V tersebut merupakan kelas yang tingkat prestasi
belajarnya paling rendah. Atas dasar kondisi yang belum menggembirakan
tersebut, guru atau pengajar harus tanggap dan instropeksi diri untuk
memperbaiki kondisi tersebut dengan melakukan inovasi pembelajaran dengan
menggunakan media permainan kartu soal yang dapat meningkatkan atau
mengoptimalkan prestasi belajar IPS pada siswa agar prestasi prestasi
belajarnya menjadi lebih baik. Berikut prestasi belajar IPS siswa kela V sebelum
diadakan tindakan:
Tabel 1. Hasil
Belajar Siswa Sebelum diadakan Tindakan
NO
|
NILAI
|
KATEGORI
|
JUMLAH SISWA
|
PROSENTASE
|
1
|
90 – 100
|
Sangat Baik
|
|
|
2
|
80 – 89
|
Baik
|
2
|
9 %
|
3
|
70 – 79
|
Cukup Baik
|
5
|
23 %
|
4
|
<70
|
Kurang Baik
|
15
|
68 %
|
Jumlah
|
22
|
100 %
|
B. HASIL SIKLUS I
Setelah
dilakukan tindakan pada siklus I dengan tahapan kegiatan pendahuluan yaitu guru
mmberikan motivasi, menjelaskan skenario pembelajaran dan menginformasikan
tujuan. Kegiatan inti yaitu Guru menjelaskan tentang tata cara penggunaan media permainan kartu soal
berbasis pengembangan moral kognitif. Selanjutnya Peserta Didik menerima
informasi tentang peristiwa sekitar proklamasi dari guru kemudian Secara individu siswa membaca artikel tentang
peristiwa sekitar proklamasi. Kegiatan selanjutnya adalah Menghadapkan siswa pada suatu situasi
mengandung dilemma moral atau pertentangan nilai antara yang berjuang
menghadapi proklamasi dengan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan
untuk melawan penjajah, dengan gambar dan kartu. Kegiatan terakhir adalah Siswa diminta memilih suatu tindakan yang
dilakukan oleh para tokoh tertentu mengandung nilai moral yang baik atau buruk
yang dilakukan sehingga memperoleh pemahaman dengan menggunakan media kartu
soal tentang peristiwa sekitar proklamasi, kemudian Siswa diminta mendiskusikan menganalisis
kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang dilakukan para tokoh perjuangan dan sebagian masyarakat yang tidak melakukan
kegiatan melawan penjajah untuk mendapat gambaran tentang jasa-jasa yang telah dilakukan. Selanjutnya
Siswa diminta mendiskusikan menganalisis kebaikan dan kejelekan dari tindakan
yang dilakukan para tokoh perjuangan dan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan melawan
penjajah untuk mendapat
gambaran tentang jasa-jasa yang telah dilakukan. Kemudian Guru memberikan
penguatan dan penarikan
kesimpulan oleh Peserta Didik. Siswa menerapkan tindakan dalam segi lain seperti bersikap positif
terhadap para tokoh dan jasanya dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan
(berupa tugas individu). Pada akhir pertemuan ke dua siswa diberikan soal tes untuk mengetahui
penyerapan materi dan pengetahuan yang diperoleh siswa.
Adapun hasil belajar pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL 2. Hasil test Siklus I
NO
|
NILAI
|
KATEGORI
|
JUMLAH
|
PROSENTASE
|
1
|
90 – 100
|
Sangat Baik
|
2
|
9 %
|
2
|
80 – 89
|
Baik
|
5
|
23 %
|
3
|
70 – 79
|
Cukup Baik
|
9
|
41 %
|
4
|
<70
|
Kurang Baik
|
6
|
27%
|
Jumlah
|
22
|
100 %
|
Tabel3. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Mengikuti
Pembelajaran IPS Menggunakan Media
Permainan Kartu soal Berbasis Pengembangan Moral Kognitif pada Siklus I
NO
|
Indikator Aktifitas
Siswa
|
Kemunculan
|
Komentar/
Catatan Pengamat
|
|
Jumlah siswa
|
Persentase
(%)
|
|||
1
|
Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan pembelajaran
|
15
|
70,96
|
|
2
|
Perhatian siswa berpusat pada kegiatan pembelajaran
|
15
|
70,96
|
|
3
|
Siswa aktif mengajukan pertanyaan
|
11
|
51,61
|
|
4
|
Siswa memiliki Rasa ingin tahu dan keberanian yang tinggi dalam
mengikuti kegiatan proses pembelajaran
|
13
|
58,06
|
|
5
|
Siswa merasa senang jika dilibatkan atau diberi
kesempatan oleh guru untuk menyampaikan gagasannya
|
13
|
58,06
|
|
|
Rata-rata
|
|
61,93
|
|
Berdasarkan
tabel diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa sebelum diadakan tindakan
kelas adalah sebesar 59 % siswa memperoleh prestasi belajar tergolong kategori
kurang baik, 23 % siswa tergolong kategori cukup baik, 18 % siswa tergolong
kategori baik,sedangkan yang tergolong sangat baik belum ada. Setelah diadakan
tindakan, ternyata prestasi belajar siswa mengalami perubahan. Hal ini bisa
dilihat dari hasil Post-Test yang menunjukkan bahwa 9 % siswa,
memperoleh prestasi belajar tergolong kategori sangat baik, berarti ada
peningkatan sebesar 9 % dibandingkan dengan kondisi awal, 23 % siswa
tergolong baik, berarti ada peningkatan sebesar 14 % dibandingkan dengan kondisi
awal, 41 % tergolong kategori cukup baik, berarti ada
peningkatan 17 % dibanding dengan hasil kondisi awal,
dan 27 % siswa
tergolong kategori kurang baik, berarti ada penurunan sebesar 31 %
dibandingkan dengan kondisi awal. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada
siklus I ini sebesar 73%.
Jika dicermati
pada table 2 di atas, maka prosentase di atas masih terlihat rendahnya
aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas, karena masih
ada 7 siswa yang kurang konsentrasi dan kurang memperhatikan saat pembelajaran,
11 siswa yang belum berani mengajukan pertanyaan dan 9 siswa kurang aktif
terlibat dalam pmebelajaran.
C.
Hasil Siklus II
Kekurangan,
kelemahan dan ketidaksempurnaan yang ada pada siklus I diperbaiki pada Siklus II. Adapun hasil tindakan siklus II
adalah sebagaimana tergambar pada table berikut.
TABEL 4. Hasil Test Siklus II
NO
|
NILAI
|
KATEGORI
|
JUMLAH
|
PROSENTASE
|
1
|
90 – 100
|
Sangat Baik
|
4
|
18 %
|
2
|
80 – 89
|
Baik
|
9
|
41 %
|
3
|
70 – 79
|
Cukup Baik
|
7
|
32 %
|
4
|
<70
|
Kurang Baik
|
2
|
9 %
|
Jumlah
|
22
|
100 %
|
Tabel 5. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Mengikuti Pembelajaran IPS Menggunakan Media Permainan Kartu soal
Berbasis Pengembangan Moral Kognitif pada Siklus II
NO
|
Indikator Aktifitas Siswa
|
Kemunculan
|
|
Jml siswa
|
Persentase
|
||
1
|
Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
|
18
|
83,87%
|
2
|
Perhatian siswa berpusat pada kegiatan pembelajaran
|
18
|
83,87%
|
3
|
Siswa aktif mengajukan pertanyaan
|
17
|
77,41%
|
4
|
Siswa memiliki rasa ingin tahu dan keberanian yang tinggi dalam
mengikuti kegiatan proses pembelajaran
|
18
|
83,87%
|
5
|
Siswa merasa senang jika dilibatkan atau diberi
kesempatan oleh guru untuk menyampaikan gagasannya
|
18
|
83,87%
|
|
Rata-rata
|
|
82,57
|
Berdasarkan
tabel diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa dilihat dari hasil
Post-Test yang menunjukkan bahwa 18 % siswa, memperoleh prestasi belajar
tergolong kategori sangat baik, berarti ada peningkatan sebesar 9 % dibandingkan
dengan Test Siklus I, 41 % siswa tergolong baik, berarti ada
peningkatan sebesar 18 % dibandingkan dengan Test Siklus I, 32 % tergolong
kategori cukup baik, berarti ada peningkatan 9 % dibanding dengan hasil Test Siklus I, dan 9 % siswa tergolong kategori kurang baik,
berarti ada penurunan sebesar 18 % dibandingkan dengan Test Siklus 1. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang
diperoleh pada siklus II ini sebesar 91 %.
Berdasarkan tabel 6 di atas, terjadi peningkatan prosentase yang
signifikan. Sudah 18 dari 22 siswa yang aktif mengikuti pembelajaran baik daari aspek konsentrasi, memperhatikan,
mengajukan pertanyaan maupun aktif terlibat dalam proses pemblajaran di kelas. 4 siswa akhirnya juga berani tampil di depan kelas, sehingga semua
siswa berani tampil di depan kelas.
D. PEMBAHASAN
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka
penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dan
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas V
MI Al Iman Magelang. Upaya yang dilakukan
yaitu dengan menggunakan media permainan kartu soal berbasis
pengembangan moral kognitif. Penggunaan media ini pada setiap siklus
pembelajaran diharapkan dapat membawa perubahan pada proses pembelajaran IPS di
kelas V MI Al Iman Magelang.
Setelah dilaksanakan penelitian pada tahapan Siklus I, penggunaan
media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif telah
merangsang siswa untuk lebih aktif dan menyenangkan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sebagian siswa juga terlihat mulai aktif dalam mengikuti
pembelajaran terlihat pada saat siswa mengerjakan tugas dan menjawab serta
bertanya kepada guru kaitannya dengan materi pelajaran yang mereka pelajari.
Perubahan juga ditunjukkan pada kemampuan sosial siswa. Siswa terlihat sangat
aktif ketika mereka kerjasama bersama kelompoknya, semua anggota kelompok bekerja secara aktif dan saling membantu
dalam menyelesaikan tugas, meskipun pelaksanannya belum maksimal, masih ada
beberapa siswa yang hanya bermain sendiri dan tidak mau bekerja sama.
Penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif
telah menciptakan suasana kelas yang rilek dan menyenangkan, ditunjukkan dengan
meningkatnya sebagian siswa yang mau menjawab pertanyaan dan meningkatnya
jumlah siswa yang berani menyampaikan pendapatnya.
Dari tabel data nilai siswa pada tahap pra tindakan dari 22 siswa
diperoleh 59 % siswa memperoleh prestasi belajar tergolong kategori kurang
baik, 23 % siswa tergolong kategori cukup baik, 18 % siswa tergolong kategori
baik,sedangkan yang tergolong sangat baik belum ada.
Pada tahap siklus I (satu) diperoleh 9 % siswa, memperoleh prestasi
belajar tergolong kategori sangat baik, berarti ada peningkatan sebesar 9 %
dibandingkan dengan pre-Test, 23 % siswa tergolong baik, berarti ada
peningkatan sebesar 5 % dibandingkan dengan pre-Test, 41 % tergolong
kategori cukup baik, berarti ada peningkatan 17 % dibanding dengan hasil pre-Test,
dan 27 % siswa tergolong kategori kurang baik, berarti ada penurunan sebesar 33
% dibandingkan dengan pre-Test. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada
siklus I ini sebesar 73%.
Pada tahap siklus II dari 22 siswa
diperoleh 18 % siswa,
memperoleh prestasi belajar tergolong kategori sangat baik, berarti ada
peningkatan sebesar 9 % dibandingkan dengan Test Siklus I, 41 % siswa tergolong baik, berarti ada
peningkatan sebesar 18 % dibandingkan dengan Test Siklus I, 32 % tergolong
kategori cukup baik, berarti ada peningkatan 9 % dibanding dengan hasil Test Siklus I, dan 9 % siswa tergolong kategori kurang baik,
berarti ada penurunan sebesar 18 % dibandingkan dengan Test Siklus 1. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang
diperoleh pada siklus II ini sebesar 91 %.
Setelah
dilaksanakan penelitian pada tahapan Siklus II, Penggunaan media permainan
kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif telah merangsang siswa untuk
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Semua siswa
juga terlihat mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran terlihat pada saat siswa
mengerjakan tugas dan menjawab serta bertanya kepada guru kaitannya dengan
materi pelajaran yang mereka pelajari. Perubahan juga ditunjukkan pada
kemampuan sosial siswa. Siswa terlihat sangat aktif ketika mereka kerjasama
bersama kelompoknya, semua anggota kelompok
bekerja secara aktif dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas.
Penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif
telah menciptakan suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, ditunjukkan
dengan meningkatnya jumlah siswa yang mau menjawab pertanyaan dan meningkatnya
jumlah siswa yang berani mengemukakan pendapatnya.
Setelah dilaksanakan penelitian
mulai dari tahapan Pra Siklus, Siklus I, sampai pada Siklus II sebelum dan
sesudah menggunakan media
permainan kartu soal berbasis pengembangan moral kognitif sebagai solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap
mata pelajaran IPS serta berdasarkan pemaparan data-data hasil penelitian
diatas maka dapat diberikan penjelasan bahwa telah terjadi peningkatan prestasi
belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS dari kondisi awal pada tahap pra tindakan dengan rata-rata
hasil perhitungan tes 68.27 naik menjadi rata-rata 75.32 pada tahap siklus I
dan naik menjadi rata-rata 81.14 pada tahap siklus II. Dari rata-rata tersebut
dapat diketahui terjadi peningkatan
rata-rata 7.05% dari tahap pra tindakan ke siklus I dan peningkatan rata-rata
5.82% dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan juga terjadi pada
observasi siklus II. Dalam observasi ini yang diamati adalah aktivitas siswa.
Aktivitas siswa terdiri dari 2 , yaitu fisik dan mental. Aktifitas fisik adalah
prestasi belajar siswa, sedangkan aktifitas mental adalah motivasi dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Terjadi peningkatan aktifitas fisik siswa
pada siklus II dimana siswa lebih memperhatikan penjelasan dari guru, siswa
lebih aktif mendengarkan guru, siswa lebih aktif dalam mencatat materi,
mengerjakan tugas dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya dimana pada siklus
I masih banyak yang bermain sendiri, siswa lebih aktif bertanya pada guru
dimana pada siklus I masih banyak siswa yang takut dan malu untuk bertanya
jawab dengan guru. Terjadi juga peningkatan pada aktifitas mental dimana anak
menjadi lebih serius mengikuti proses pembelajaran dan tidak ramai sendiri,
siswa dapat merasa lebih senang dalam mengikuti pelajaran yang berlangsung dan
siswa menjadi lebih paham pada materi yang diajarkan.
Skor rata-rata
keaktifan siswa yang dicapai dalam siklus I pertemuan 1 yaitu 6,93%. Skor
rata-rata keaktifan siswa yang dicapai dalam siklus II yaitu 82,57%. Pada
siklus II rata-rata keaktifan siswa sudah meningkat dan sudah mencapai target
yang diharapkan yaitu 80% dari seluruh siswa aktif dalam proses pembelajaran
IPS, maka minat belajar IPS siswa melalui penggunaan media permainan kartu soal
berbasis pengembangan moral kognitif dikatakan meningkat.
.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media permainan kartu soal berbasis pengembangan moral
kognitif dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V MI Al Iman Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang.
Peningkatan
prestasi belajar siswa kelas V di MI Al Iman Magelang dapat dilihat dari hasil tes awal pada tahap pra tindakan dengan rata-rata hasil perhitungan
tes 62.87, setelah
dilakukan tindakan pada siklus I hasil rata-rata naik menjadi 75,32 dan seteleh dilakukan tindakan pada siklus II
hasil rata-rata naik menjadi 81,14. Dari rata-rata
tersebut dapat diketahui terjadi
peningkatan prestasi belajar sebesar 9,13% dari tahap pra tindakan ke siklus I dan terjadi peningkatan sebesar
18,83% dari siklus I ke siklus II. Dapat disimpulkan penggunaan media permainan kartu soal
berbasis pengembangan moral kognitif dapat meningkatkan prestasi belajar IPS
materi menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi kemerdekaan
pada siswa kelas V MI Al Iman Kota Magelang.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil
penelitian di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
- Dalam menyusun rencana pembelajaran, guru
perlu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan
Multimedia
- Penggunaan media
dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan pemahaman konsep, meningkatkan
keterampilan komunikasi, meningkatkan penguasaan materi, serta dapat
meningkatkan kontribusi pribadi dan sosial.
- Guru harus lebih
selektif dalam menggunakan media pembelajaran relevan yang bisa memotivasi siswa untuk
mengembangkan kegairahan belajar siswa sehingga hasil akhir belajar lebih
optimal.
- Penelitian ini dapat
dijadikan bahan masukan guru dalam memilih media pembelajaran yang dapat
membangkitkan kemampuan siswa berpikir kritis dan kreatif dalam mengkaji
masalah-masalah secara sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (1996), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta: Bina Aksara
Arikunto, Suharsimi, (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bina
Aksara
Arsyad, Azhar, (2002), Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Badudu, JS, (2001), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Depdiknas. (2006). Standar Isi Kurikulum 2006. Jakarta
Depdiknas. (2006). Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta
Fajri, EM Zul dan
Ratu Aprilia Senja. 2000. Kamus Lengkap bahasa Indonesia. Jakarta : DIFA Publisher Hamalik,Oemar, (2003), Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi
Aksara
Nana Sudjana. (1995). Penilaian hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosda Karya
Syaiful Bahri Jamarah, & Aswan Zain,
(2002), Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rineka Cipta
www.
akhmadsudrajat.wordpress.com
LAMPIRAN 1
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI AL IMAN
Mata Pelajaran : Ilmu
Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V / II
Alokasi Waktu : 3 x
pertemuan
Standar Kompetensi : Menghargai
peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : Menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan
Indikator :
- Menyebutkan nama tokoh – tokoh dalam proklamasi kemerdekaan
- Menjelaskan peranan masing-masing tokoh proklamasi kemerdekaan
- Menyebutkan jasa masing-masing tokoh proklamasi kemerdekaan
Tujuan Pembelajaran :
- Peserta Didik dapat menyebutkan nama tokoh – tokoh dalam
proklamasi
- Peserta Didik dapat menjelaskan peranan para tokoh
proklamasi kemerdekaan
- Peserta Didik dapat menyebutkan jasa para tokoh proklamasi
kemerdekaan
Karakter yang
diharapkan : Demokratis, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Peduli Sosial, Tanggung-jawab
Media dan Metode Pembelajaran :
1. Model : Model Pembelajaran Afektif Pengembangan Moral kognitif
2. Metode : Ceramah. Tanya jawab, diskusi,
penugasan
3. Media : Media Permainan kartu soal
Kegiatan Pembelajaran :
a. Kegiatan Awal
(Pendahuluan)
1)
Guru
memberi salam
2)
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
3)
Memberi
motivasi kepada semua peserta didik
4)
Appersepsi:
Menyanyikan lagu 17 Agustus Tahun
1945
Menanyakan tentang tokoh-tokoh
Pahlawan yang sudah diketahui oleh Peserta Didik.
a)
Kaitannya
dengan lagu itu kegiatan apa yg sering dilakukan masyrkt
b. Kegiatan Inti
1) Guru membagi
kelompok dan mengatur posisi duduk kelompok.
2) Guru
menjelaskan tentang tata cara penggunaan media permainan kartu soal berbasis
pengembangan moral kognitif
3) Peserta Didik menerima informasi tentang peristiwa sekitar
proklamasi dari guru
4) Secara individu
siswa membaca artikel tentang peristiwa sekitar proklamasi
5)
Menghadapkan siswa pada suatu situasi
mengandung dilemma moral atau pertentangan nilai antara yang berjuang
menghadapi proklamasi dengan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan
untuk melawan penjajah, dengan gambar dan kartu.
6)
Siswa diminta memilih suatu tindakan yang
dilakukan oleh para tokoh tertentu mengandung nilai moral yang baik atau buruk
yang dilakukan sehingga memperoleh pemahaman dengan menggunakan media kartu
soal tentang peristiwa sekitar proklamasi. Adapun langkah-langkah permainannya
adalah sebagai berikut:
5)
Siswa
bermain dalam kelompoknya 4 orang
6)
Siswa
meletakkan bidaknya dalam kotak start
7)
Siswa
melempar dadu pada saat gilirannya
8)
Kartu
Gambar yang sudah diambil diletakkan diluar
7)
Siswa
diminta mendiskusikan menganalisis kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang
dilakukan para tokoh perjuangan dan sebagian masyarakat yang tidak melakukan kegiatan melawan penjajah untuk mendapat gambaran tentang jasa-jasa yang telah dilakukan.
Adapun lembar kerja untuk diskusi (terlampir).
8)
Siswa
didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik untuk dapat menentukan
cara menghargai dan contoh menghargai para pejuang proklamasi kemerdekaan.
9)
Siswa merangkum hasil diskusi dan tanya jawab
kemudian presentasi, kelompok yang lain menanggapi
10)
Guru
memberikan penguatan dan penarikan kesimpulan oleh Peserta Didik
11)
Siswa
menerapkan tindakan dalam segi lain seperti bersikap positif terhadap para
tokoh dan jasanya dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan (berupa tugas
individu)
c.
Kegiatan
Akhir
1) Siswa mengerjakan evaluasi sebagai pos test.
2) Melakukan
refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini mereka belajar
sesuatu (komponen refleksi sebagai langkah akhir dari pembelajaran)
3) Penutup
Penilaian :
1. Tehnik : Test dan non test
2. Bentuk :
Lisan, tertulis, pengamatan dan performance
3. Aspek :
Kognitif, afektif dan psikomotor
Mengetahui Magelang,
11 Maret 2015
Kepala Madrasah Guru
Pengampu
Endang Ristuti Mudalifah, S.Pd.I Lilik
Fatkhu Diniyah, S.Pd.I
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI AL IMAN
Mata Pelajaran : Ilmu
Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V / II
Alokasi Waktu : 3 x
pertemuan
Standar Kompetensi : Menghargai
peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan
kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar : Menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan
Indikator :
- Menjelaskan cara menghargai jasa atau peranan para tokoh
proklamasi kemerdekaan
- Menjelaskan manfaat menghargai peranan atau jasa para tokoh
proklamasi kemerdekaan
- Bersikap positif terhadap sifat
atau perilaku para tokoh proklamasi kemerdekaan
Tujuan Pembelajaran :
- Peserta Didik dapat menjelaskan cara menghargai jasa atau
peranan para tokoh proklamasi
kemerdekaan
- Peserta Didik dapat
menjelaskan manfaat menghargai
peranan atau jasa para tokoh proklamasi kemerdekaan
3.
Peserta Didik dapat
Bersikap positif terhadap sifat atau
perilaku para tokoh proklamasi kemerdekaan
Karakter yang
diharapkan : Demokratis, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Peduli Sosial, Tanggung-jawab
Media dan Model Pembelajaran :
1. Model : Model Pembelajaran Afektif Pengembangan Moral
kognitif
2. Metode : Ceramah. Tanya jawab, diskusi,
penugasan
3. Media : Media Permainan kartu soal
Kegiatan Pembelajaran :
a. Kegiatan Awal
(Pendahuluan)
1)
Guru
memberi salam
2)
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
3)
Memberi
motivasi kepada semua peserta didik
4)
Appersepsi:
Menyanyikan lagu Sorak-sorak
bergembira
Menanyakan tentang jasa dan
peranan para tokoh Pahlawan yang telah
dipelajari oleh Peserta Didik.
b. Kegiatan Inti
1) Guru membagi
kelompok dan mengatur posisi duduk kelompok.
2) Guru
menjelaskan tentang tata cara penggunaan media permainan kartu soal berbasis
pengembangan moral kognitif
3) Peserta Didik menerima informasi tentang cara menghargai
peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi serta manfaatnya dari guru
4) Secara individu
siswa membaca artikel tentang cara menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi serta
manfaatnya
5) Menghadapkan
siswa pada suatu situasi mengandung dilemma moral atau pertentangan nilai
antara yang menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi dengan sebagian masyarakat yang tidak
menghargai peranan dan
jasa para tokoh pejuang proklamasi, dengan gambar dan kartu.
6)
Siswa diminta memilih suatu tindakan yang
dilakukan oleh para tokoh tertentu mengandung nilai moral yang baik atau buruk
yang dilakukan sehingga memperoleh pemahaman dengan menggunakan media kartu
soal tentang menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi. Adapun langkah-langkah permainannya adalah sebagai berikut:
a)
Siswa
bermain dalam kelompoknya 4 orang
b)
Siswa
meletakkan bidaknya dalam kotak start
c)
Siswa
melempar dadu pada saat gilirannya
d)
Kartu
Gambar yang sudah diambil diletakkan diluar
7)
Siswa
diminta mendiskusikan menganalisis kebaikan dan kejelekan dari tindakan yang
dilakukan antara yang
menghargai peranan dan
jasa para tokoh pejuang proklamasi dengan sebagian masyarakat yang tidak menghargai peranan dan jasa para tokoh pejuang proklamasi untuk mendapat gambaran tentang cara menghargai peranan dan jasa
para pejuang proklamasi kemerdekaan. Adapun lembar kerja untuk diskusi
(terlampir).
8)
Siswa
didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik untuk dapat menentukan
cara menghargai dan manfaat menghargai para pejuang proklamasi kemerdekaan.
9)
Siswa merangkum hasil diskusi dan tanya jawab
kemudian presentasi, kelompok yang lain menanggapi
10)
Guru
memberikan penguatan dan penarikan kesimpulan oleh Peserta Didik
11)
Siswa
menerapkan tindakan dalam segi lain seperti bersikap positif dalam menghargai
peranan dan jasa para tokoh dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan (berupa
tugas individu)
c.
Kegiatan
Akhir
1) Siswa mengerjakan evaluasi sebagai pos test.
2) Melakukan
refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini mereka belajar
sesuatu (komponen refleksi sebagai langkah akhir dari pembelajaran)
3) Penutup
Penilaian :
1. Tehnik : Test dan non test
2. Bentuk :
Lisan, tertulis, pengamatan dan performance
3. Aspek :
Kognitif, afektif dan psikomotor
Mengetahui Magelang,
25 Maret 2015
Kepala Madrasah Guru
Pengampu
Endang Ristuti M, S.Pd.I Lilik
Fatkhu Diniyah, S.Pd.I
LAMPIRAN 3
Hasil Kondisi Awal dan Test Siklus Pertama
NO
|
NAMA
|
NILAI
|
|||
Kondisi Awal
|
Tes Siklus I
|
Test Siklus II
|
|||
1
|
AHMAD TABRANY THOHA
|
68
|
80
|
88
|
|
2
|
ALFIAN IHZA MAHENDRA
|
60
|
70
|
75
|
|
3
|
ANDI BUDIANTORO
|
80
|
88
|
93
|
|
4
|
ALFINA NUR CHUSNAYATI
|
85
|
93
|
100
|
|
5
|
ALFI NUR MUHAMAD
|
65
|
73
|
78
|
|
6
|
ANIK NUR AINI
|
63
|
65
|
70
|
|
7
|
ARINI FITRIANI
|
78
|
85
|
88
|
|
8
|
HELMI SYARIF
|
60
|
68
|
73
|
|
9
|
KIKI RIZKI WULANSARI
|
65
|
80
|
85
|
|
10
|
LANA KHILYATUL ATQIYA
|
83
|
90
|
95
|
|
11
|
MIFTAKHUL ARIF HANAFI
|
68
|
75
|
75
|
|
12
|
M. FAJAR SUBKHAN
|
58
|
63
|
68
|
|
13
|
M. FIKRI HAIKAL
|
70
|
78
|
85
|
|
14
|
MUHAMAD RIDWAN EDI .P
|
48
|
60
|
65
|
|
15
|
MUTIARA NOOR FAOKA
|
73
|
78
|
88
|
|
16
|
NURUL AZIZAH
|
60
|
68
|
70
|
|
17
|
RADZI DIVA RAMADHAN
|
68
|
75
|
80
|
|
18
|
RIFAI IBNU CHUNAIF
|
65
|
73
|
83
|
|
19
|
RIZKA KUSUMANINGRUM
|
65
|
70
|
80
|
|
20
|
RISQI ARDIANSYAH
|
55
|
63
|
75
|
|
21
|
ROHIMAH USWATUN CH
|
68
|
75
|
83
|
|
22
|
SAPHIRA ALESSANDRA LARASATI
|
80
|
85
|
90
|
|
Rata-rata
|
68.27
|
75.32
|
81.14
|
|
|
Nilai tertinggi
|
85
|
93
|
100
|
|
|
Nilai terendah
|
48
|
60
|
65
|
|
REKAP HASIL
PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA
NO
|
NAMA
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
||||||||
Indikator
|
Indikator
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
AHMAD TABRANY THOHA
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
2
|
ALFIAN IHZA MAHENDRA
|
-
|
-
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
3
|
ANDI BUDIANTORO
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
4
|
ALFINA NUR CHUSNAYATI
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
5
|
ALFI NUR MUHAMAD
|
-
|
-
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
6
|
ANIK NUR AINI
|
-
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
7
|
ARINI FITRIANI
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
8
|
HELMI SYARIF
|
-
|
-
|
-
|
√
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
√
|
9
|
KIKI RIZKI WULANSARI
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
10
|
LANA KHILYATUL ATQIYA
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
11
|
MIFTAKHUL ARIF HANAFI
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
12
|
M. FAJAR SUBKHAN
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
13
|
M. FIKRI HAIKAL
|
√
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
14
|
MUHAMAD RIDWAN EDI .P
|
-
|
-
|
-
|
√
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
√
|
15
|
MUTIARA NOOR FAOKA
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
16
|
NURUL AZIZAH
|
-
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
17
|
RADZI DIVA RAMADHAN
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
18
|
RIFAI IBNU CHUNAIF
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
19
|
RIZKA KUSUMANINGRUM
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
20
|
RISQI ARDIANSYAH
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
21
|
ROHIMAH USWATUN CH
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
22
|
SAPHIRA ALESSANDRA
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Keterangan Indikator:
1.
Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan pembelajaran
2.
Perhatian siswa berpusat pada kegiatan
pembelajaran
3.
Siswa aktif mengajukan pertanyaan
4.
Siswa
memiliki Rasa ingin tahu dan keberanian yang tinggi dalam mengikuti kegiatan
proses pembelajaran
5.
Siswa merasa senang jika dilibatkan atau
diberi kesempatan oleh guru untuk menyampaikan gagasannya
Observer
LAMPIRAN 9
FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar